Pada tanggal 9 Januari 2017 di Ruang Rapat Rumkital Dr. Mintohardjo diselenggarakan Seminar dengan tema “2017 Regional Military Infectious Diseases Workshop Series: Infectious Diseases and Sexually Transmitted Infections in the Modern Military”. Acara ini dibuka oleh Karumkital Dr Mintohardjo Kolonel Laut (K) dr Wiweka, MARS. Acara pembukaan dihadiri oleh para undangan yang terdiri dari Wakabin dan Wakamed Rumkital Dr Mintohardjo, para Kadep Rumkital Dr Mintohardjo dan pihak OD USAC. Workshop hari pertama dimulai dengan pre test  pada pukul 09.10 yang kemudian dilanjutkan dengan paparan materi kegiatan yang akan dilaksanakan selama dua hari oleh pihak ODC USA, Ms. Melissa A.Myers. Berturut-turut kemudian tampil memaparkan materi adalah Ltc. Mark Johnson, MD, MTM&H, CTropMed membawakan materi tentang kebijakan penanggulangan HIV. Kegiatan ini diisi dengan saling bertukar pikiran di anatar peserta yang sekaligus juga mnejadi narasumber. di antaranya terdapat peserta dari Ditjen Kuat Kemhan; Puskesad; Diskes AL; RSPAD Gatot Subroto;  RS Tk II Ridwan Meuraksa;RS Tk. IV Cijantung; Rumkital Dr. Mintohardjo; RS Marinir Cilandak; RSAU Esanawan Antariksa; RS Suyoto; dan perwakilan Timor Leste.

Topik bahasan merupakan keprihatinan terhadap epidemi HIV yang terus menunjukkan peningkatan di seluruh dunia yang berakibat pada meningkatnya jumlah penderita HIV di tengah masyarakat. Pandemi ini merupakan tantangan terbesar dalam pengendalian HIV. Banyak bukti menunjukkan bahwa pengendalian HIV tidak akan berhasil dengan baik tanpa peningkatan upaya pencegahan dan pengobatan serta penekanan stigma dan diskriminasi kepada pasien HIV.

Perkembangan epidemi HIV di Indonesia, termasuk yang tercepat di kawasan Asia meskipun secara nasional angka prevalensinya masih termasuk rendah. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam epidemiologi HIV di Indonesia adalah variasi antar wilayah, baik dalam hal besarnya masalah maupun faktor-faktor yang berpengaruh. Epidemi HIV di Indonesia berada pada kondisi epidemi terkonsentrasi dengan kecenderungan menjadi epidemi meluas di Papua.
Di lingkungan fasyankes TNI sendiri, penyediaan layanan HIV telah berjalan di beberapa fasilitas layanan kesehatan TNI. Akan tetapi, untuk mengoptimalkan penyediaan layanan yang telah dilakukan tersebut, maka diperlukan pembaruan informasi dan perkembangan terkini terkait strategi pencegahan HIV. Informasi terkini terkait neuro-AIDS, co-infeksi TB-HIV, stigma dan diskriminasi, IMS terutama syphilis dan komplikasi neurologis termasuk juga psikiatris dalam penanganan pasien HIV inilah yang menjadi materi bahasan untuk saling memperbarui informasai di kalangan peserta pada workshop dua hari bagi penyedia Layanan Kesehatan di Lingkungan TNI.